Transmisi otomatis CVT(Constantly VariableTransmission)
Transmisi otomatis CVT(Constantly VariableTransmission)
Transmisi otomatis CVT(Constantly VariableTransmission)
Transmisi otomatis CVT(Constantly VariableTransmission)
Oleh
Asri :16583
Pendidikan teknik otomotif
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
Transmisi otomatis CVT(Constantly Variable Transmission)
1. Pengertian Constantly Variable Transmission
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V“ belt atau yang dikenal dengan CVT (Constantly Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi.
Sistem CVT lebih unggul di banding sistem gir pada transmisi konvesional karena cvt mungkinkan adanya variabelitas antara “gir” terendah dan gir tertinggi secara kontinu dan tidak bertahab atau diskrit.
Gambar 1 transmisi
V Matic adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang melalui sabuk V yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.
a. Bagian pulley primer
komponen-komponen pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan fixed sheave yaitu bagian pulley yang diam, adapun sliding sheave piringan pulley yang dapat bergeser terdapat pada bagian collar. Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section. Piringan pulley yang dapat bergeser akan menekan V-belt keluar melalui pemberat (roller weight) karena gaya centrifugal dan menekan sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.
Gambar 2 . Pulley Primary
b. Bagian pulley sekunder
Terdiri dari piringan yang diam (fixed sheave) berlokasi pada as primary drive gear melalui bearing dan kopling sentrifugal (clutch carrier) terkopel pada bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley yang dapat bergeser atau sliding sheave menekan V-belt ke piringan yang diam (F sheave ) melalui tekanan spring driven vace. Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada saat putaran langsam kopling sentrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga putaran mesin tidak diteruskan ke roda belakang.
Gambar 3 . Pulley Secondary
2. Spring Driven Vace
a. Pengertian Pegas
pegas adalah untuk mengembalikan posisi puly ke posisi awal yaitu posisi bel terluar. performance part ini biasa disebut juga dengan compression spring driven vace atau turgue spring. Prisip kerja pegas cvt ini berfungsi memberi dorongan puli primer pada saat terjadi gaya sentrifugal, dengan begitu gerak puli jadi lebih cepat dan responsif. Fungsi tinggi rendahnya rpm agar dapat melempar kampas (gaya sentrifugal) tergantung dari kekuatan pegas. Banyak pilihan jenis pegas cvt dari yang ukuran 800,1000,1200, 2000,2500 rpm. Masing-masing beda fungsi. Maksudnya, ukuran diameter dan kekerasan pegas memiliki berbagai ukuran yang berbeda sesuai kebutuhan spesifikasai mesin.
Gambar 4. Spring Driven Vace
b. Prinsip kerja pegas
prinsip kerjanya pegas adalah semakin keras pegas maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Jika spring driven vace yang lemah maka tidak dapat melawan menekan belt hingga maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Maka harus di perhatikan juga jika megantikan spring driven vace ini yang paling keras harus sesuai dengan torsi mesin.
GAMBAR: 5 Cara Kerja Cvt
Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke luar. Hal ini akan membuat puli tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar, setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli primer ke puli sekunder/ puli yang digerakkan. Jika gaya dari puli mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan, maka puli akan tetekan melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil.
Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual. Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak akan bergeser kebawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas di puli akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagian belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagian depan.
puli sekunder besar kecilnya gaya tekan sliding sheave terhadap pegas berbanding lurus dengan konstanta pegas, semakinbesar nilai konstanta pegas maka semakin besar gaya tekan sliding sheave terhadap pegas pada puli sekunder sehingga pergerakan puli menjadi kecil. Driven pulley terpasang pada drive shaft. Terdiri dari driving pulley untuk menerima gaya dari sabuk, dan kampas tipe kopling kering (dry clutch) sentrifugal otomatis. Driven pulley memiliki driven face dan movable driven face yang bergeser pada poros. Movable driven face selalu menekan kearah driven face yang lain akibat gaya pegas. Dengan demikian, kedua driven face mencoba untuk saling mendekat, meningkatkan diameter dari pulley, dan akan memberikan tegangan sabuk yang sesuai selagi menghindari slip. Mekanisme ini akan selalu memberikan rasio transmisi yang rendah.
c. Gaya sentrifungal
Kopling "V“ belt merupakan kopling yang terdiri dari sabuk (belt) yang berbentuk "V“ dan puli (pulley). Kopling akan bekerja meneruskan putaran karena adanya gerakan tenaga sentripugal yang menjepit sabuk ”V“ tersebut.
Ketika mesin dalam keadaan idle atau tidak berjalan, clutch shoe lining dan clutch outer tidak saling kontak, dan kopling dalam keadaan tidak terhubung penuh.
Ketika clutch shoe lining mengembang dan kontak dengan clutch outer, ini dinamakan kondisi ”Clutch-In”. Putaran mesin pada kondisi ini disebut dengan ”Clutch-In Speed”. Sesaat setelah ”clutch-in”, masih terdapat perbedaan kecepatan antara clutch weights dan clutch outer, dan kopling masih berlanjut slip, belum terhubung penuh. Apabila throttle dibuka lebih lanjut pada saat tersebut, dan putaran mesin meningkat dan kampas rem akan menekan kuat clutch outer akibat gaya sentrifugal. Sebuah kondisi dimana daya yang ditransmisikan oleh kopling dan keluaran mesin akan setimbang dan putaran mesin tidak akan meningkat lagi pada titik tertentu. Putaran mesin pada kondisi ini disebut ”Clutch stall speed”. Untuk kopling sentrifugal otomatis, torsi yang dapat ditransmisikan pada saat clutch stall speed dengan kopling setengah terhubung adalah torsi maksimum. Ketika kopling setengah terhubung, kecepatan clutch outer secara bertahap akan meningkat, dan akan berjalan tanpa ada slip yang terjadi. Kondisi ini dinamakan Kopling penuh terhubung.
Komentar
Posting Komentar